Share

Saturday, January 28, 2017

Teknik Pemijahan Arwana Golden Red


Ikan Arwana Golden Red
MORFOLOGI

Sclerophagus formosus  sekarang dikenal sebagai ikan naga. Secara morfologi ikan arwana memiliki ciri sebagai berikut :
  • Tubuh dan kepalanya tampak padat.
  • Tubuh berbentuk pipih dan punggungnya agak datar.
  • Panjang garis lateral atau gurat sisi yang terletak disamping kanan dan kiri tubuh 20-24 cm.
  • Mulut mengarah keatas dan sepasang sungutnya mengarah kebawah.
  • Ukuran mulutnya   lebar dan rahangnya cukup kokoh.
  • Jumlah gigi 15-17 buah.
  • Memiliki tutup insang.
    • Letak sirip punggung berdekatan dengan sirip ekor (caudal).
    • Sirip anus lebih panjang dari sirip punggung, bahkan hampir mencapai sirip perut,
    • Panjang arwana dewasa 30-80 cm.
    • Sisik berbentuk bulat, berukuran besar dan permukaannya mengkilap.
Arwana Golden Red memiliki warna dasar kuning keemasan, terutama sisik kepala. Batas antara sisik golden red berwarna hitam. Bagian ekor dan sirip belakangnya berwarna kemerahan, tetapi bibirnya tidak bergincu seperti arwana super red. Warna emasnya tidak sampai kepunggung.

Habitat dan Penyebaran
Dihabitat aslinya arwana hidup diperairan air tawar. Arwana menyukai sungai yang berarus lambat atau sedang dan rawa atau danau yang berkedalaman 2-3 meter. Arwana lebih menyukai danau yang dasarnya berlumpur, banyak ditumbuhi tanaman air, dan ber-Ph agak asam. Daerah penyebaran arwana golden red yaitu  perairan Riau, Jambi, Medan, dan Kalimantan.

Pemilihan Indukan
Sebelum arwana dipijahk sebaiknya calon indukan diseleksi terlebih dahulu. Arwana yang akan dijadikan indukan harus benar-benar berkualitas. Calon indukan arwana hendaknya memenuhi kriteria sebagai berikut :
  • Warna terang dan tidak pudar
  • Sehat, bebas penyakit, dan tidak cacat
  • Mata berwarna hitam dan dikelilingi olehring berwarna kuning kecoklatan
  • Tubuh tidak bengkok
  • Tutup insang bekerja sempurna
  • Ukuran tubuh dan kepalanya besar
  • Lubang mulut relatif kecil, tetapi rongga dalam mulutnya besar
  • Pangkal ekor besar dan tebal dengan sirip ekor lebar
  • Sisiknya besar dan tersusun rapi
Teknik Pemijahan
Dalam pemijahan arwana maka diperlukan rangsangan agar arwana mau memijah. Rangsangan tersebut dapat berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh. Rangsangan dari dalam tubuh berasal dari telur yang matang dan munculnya hormon gonadotrofin  yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisa arwana. Rangsangan dari luar tubuh disebabkan oleh bau amis ikan lain yang sedang memijah atau bau amis yang sengaja dibuat. Bau amis dapat dibuat dari telur bebek atau telur ayam yang dikocok dengan air. Perangsang juga dapat dilakukan dengan mengeluarkan petrichor dari tanah.
Pemijahan arwana secara alami adalah melalui pemijahan massal. Pemijahan ini umum dilakukan karena adanya kesulitan dalam menentukan secara pasti jenis kelamin arwana.
Proses pemijahan diawali dengan percumbuan yang ditandai dengan kedua ikan saling berkejaran. Kedua induk tersebut saling berenang berdekatan, kemudian meluncur keatas dan secara bersamaan keduanya mengeluarkan sel kelamin. Dalam proses perkawinan tersebut, arwana betina mengeluarkan telur dan arwana jantan mengeluarkan sperma. Setelah terjadi perkawinan, induk betina akan berenang membalik dan menyongsong telur yang telah dibuahi oleh induk jantan. Arwana betina akan memasukkan telur tersebut kedalam mulutnya. Telur tersebut akan melalui masa pengeraman dan penetasan didalam mulut induk betina selama 40-45 hari.


Pemeliharaan Larva
Setelah proses pengeraman selama 40-45 hari, jumlah larva yang dapat dikeluarkan sebanyak 30-50 ekor. Namun, ada juga yang mampu menghasilkan larva hingga 80-120 ekor.
Larva atau benih yang berumur 30 hari masih dipelihara dalam akuarium, akuarium yang digunakan biasanya berukuran 100 x 50 x 40 cm atau yang dapat menampung air sebanyak 100 liter. Akuarium sebaiknya ditempatkan diruang yang bercahaya redup. Akuarium untuk pemeliharaan arwana berisi larva sebanyak 15-25 ekor.
Larva Arwana

Pemberian Pakan
Larva yang baru menetas tidak perlu diberi pakan karena masih mempunyai egg yolk (kuning telur) sebagai cadangan makanannya. Larva baru diberi pakan setelah berumur 45 hari atau setelah kuning telurnya habis.  Larva dapat diberi pakan berupa kuning telur ayam atau bebek yang telah direbus. Setelah 1 minggu diberi kuning telur, anak arwana dapat diberi pakan hidup yang jinak. Arwana diberi pakan 3-5 kali sehari. Pakan yang diberikan untuk satu anakan arwana adalah dua ekor ikan atau udang untuk setiap pemberian pakan.
Anakan Arwana

Peluang Usaha dan Investasi Sektor Kelautan dan Perikanan di Provinsi Jambi


Secara geografis Provinsi Jambi berada pada posisi yang sangat stategis di segitiga Pertumbuhan Ekonomi Regional ASEAN (Singapura, Batam(Indonesia), Johor(Malaysia), IMS-GT dan IMT-GT. Luas wilayah 53.435,75 KM dan dengan jumlah penduduk lebih kurang 2.400.000 jiwa(data tahun 2003). Mempunyai potensi perairan perikanan terdiri dari wilayah perairan laut 44.496 KM dengan kedalaman 10.20 M dan panjang garis pantai 210 Km serta luas perairan umum 115.000 Ha.

Dinas Kelauatan dan Perikanan Provinsi Jambi melalui program pengembangan kelautan dan usaha perikanan lainnya berusaha meningkatkan usaha perikanan yang kuat dan memiliki kemampuan untuk bersaing. Dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada secara efisien dan berkelanjutan. Target utama dari program pengembangan kelautan dan perikanan dimaksud untuk membangun ekonomi masyarakat dn meningkatkan pendapatan dari luar negeri dengan melakukan ekspor hasil perikanan, penyediaan bahan makanan dari protein hewani dengan harga terjangkau bagi masyarakat.


A. Potensi dan Pemanfaatan

Provinsi jambi memiliki potensi sumber daya perikanan laut sebesar 114.036 ton pertahun (data tahun 2003) dengan potensi lestari 71.820 ton (data tahun 2003), dan baru dimanfaatkan sebesar 44.850 ton pertahun/62,4% (data tahun 2003). Terdiri dari ikan Pelagis kecil, Senangin, Bawal, Cumi-cumi, dan udang-udangan. 
Potensi lahan untuk budidaya di keramba/japung (KJA) 97.350 unit dan baru dimanfaatkan 5.987 unit / 6,1%(data tahun 2003), budidadaya air payau (tambak) sebesar 18.000 Ha dan baru dimanfaatkan 1.387 Ha /7,7% (data tahun 2003). 


B. Fasilitas dan Sarana

Untuk memperlancar dan mempermudahkan kegiatan usaha dan investasi dibidang kelautan dan perikanan Provinsi Jambi telah dibangun sarana pendukung untuk kegiatan tersebut seperti Kapal Penangkap Ikan, Saluran Primer Tambak, dan Pangkalan Pendaratan Ikan( data tahun 2003) dan sekarang sudah dibangun Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP).
Kesempatan usaha dan investasi di sektor kelautan dan perikanan Provinsi Jambi masih mempunyai peluang yang cukup besar baik di bidang penangkapan ikan, Budidaya ikan air tawar, dan budidaya ikan air payau, karena potensi lahan dan pemanfaatannya belum digunakan secara optimal.

C. Peluang Usaha dan Investasi

Potensi dan peluang usaha dan investasi dibidang kelautan dan perikanan di Provinsi Jambi tersebut masih cukup besar terutama usaha penangkapan ikan, budidaya di Keramba/japung (KJA) Budidaya air payau dna Fish Procesing. Adapun peluang investasi dan usaha industri kelautan dan perikanan di Provinsi Jambi yang dapat dikembangkan dengan berkembangnya usaha penangkapan ikan di laut adalah industri galangan kapal ikan, pabrik es dan industri pengolahan hsil perikanan (data tahun 2003).
Sedangkan dengan berkembangnya usaha budidaya perikanan maka industri yang dapat dikembangkan adalah pabrik pakan ikan dan industri pengolahan hasil perikanan. Selanjutnya untuk kerjasama kegiatan pemasaran hasil penangkapan ikan di laut dan usaha perikanan lainnya (udang danb ikan hias maupun hasil olahan yang dalam skala besar dapat bekerjasama dengan PT. Sumber Laut Utama (SLU) (data tahun 2003). Sedangkan untuk investasi langsung dapat menghubuni Dinas-dinas dan pihak terkait.

Friday, January 27, 2017

Hama Penyakit Pada Pemeliharaan Ikan Patin




Penyakit pada ikan patin ada yang bersifat infeksi dan non-infeksi. Penyakit infeksi sebagai akibat dari infeksi yang timbul karena gangguan organisme patogen. Sedangkan penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul sebagai akibat adanya gangguang faktor yang bukan patogen. Penyakit non-infeksi ini tidak menular. 

Berikut akan penulis papar beberapa penyakit infeksi dan non-infeksi pada pemeliharaan ikan patin.

1. Penyakit Infeksi

Organisme patogen yang menyebapkan infeksi pada ikan patin terdiri dari parasit, jamur, bakteri, dan virus.
a. Parasit
Penyakit parasit yang seringkali menyerang ikan patin adalah penyakit white spot (bintik putih) dan trichodinasis. Penyakit white spot disebabkan oleh parasit dari jenis lchtyophthirius multifilis. Ikan patin yang terinfeksi akan terlihat bintik-bintik putih di sekujur tubuhnya, produksi ledir ikan patin akan berkurang dan seringkali diikuti dengan infeksi sekunder oleh bakteri.
 Parasit lchtyophthirius multifilis ini sanagat sulit untuk di obati dengan zat kimia karena tahap parasitiknya menginfeksi di bawah epidermis (kulit) ikan patin dan tidak akan mati dengan zat kimia. Tahap siste ich di air juga tahan terhadap zat kimia. Tahap sasaran untuk pengobatan adalah tomont (tahap berenang di air sebelum jtahap siste) dan theront (tahap berenang antara tahap siste dan trophont) dengan menaikkan suhu air atau melakukan pergantian air hingga serangan terlihat berkurang.

Trichodinasis adalah parasit yang juga berbahaya di dalam budidaya ikan patin. Ikan yang terserang parasit ini akan menunjukkan tanda-tanda "flashing" yaitu ikan menjadi gelisah dan menggesek-gesekkan tubuh ke dasar kolam/bak atau subtrat keras lainnya yang tujuannya adalah untuk melepaskan diri dari parasit ini. kerusakan pada kulit atau siripberbentu merah/luka, dan sering disertai infeksi sekunder. Pemberantasan parasit ini dapat dilakukan dengan menggunakan air garam (NaCL 2.5 %).

b. Jamur
Penyakit jamur biasanya terjadi akibat adanya luka pada badan ikan patin. Penyebab penyakit jamur adalah saprolegnia dan achlya. Pada kondisi air yang kurang optimal, kemungkinan ikan patin terserang jamur lebih besar. Pencegahan penyakit jamur ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kuallitas air kolam agar kondisinya selalu ideal bagi kehidupan ikan patin. Ikan yang terlanjur sakit harus segera diobati. Penangan yang bisa dilakukan adalah dengan menggunakan malachyte green oxalate sejumlah 2-3 gram dalam 1 liter air selama 30 menit.

c. Bakteri
Penyakit bakteri juga menjadi salah saatu ancaman bagi ikan patin. Ikan yang terserang akan mengalami pendarahan pada bagian tubuh terutama di bagian dada, perut, dan pangkal sirip. Penyakit bakteri yang seringkali menyerang ikan patin adalah penyakit bakteri yang juga biasa menyerang ikan-ikan air tawar jenis lainnya, yaitu aeromonas hydrophila, edwardsiella ictaluri,dan pseudomonas anguilliseptica
Seringkali bakteri sangat mudah menular, sehingga ikan patin yang terserang dan keadaannya cukup parah harus segera dimusnahkan. Sedangkan untuk pencegahan dapat mengaplikasikan perlakuan dengan menggunakan tanaman obat dan probiotik.
Berikut adalah beberapa tanaman obat (herbal) yang dapat digunakan untuk mencegah ikan patin terkena penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tanaman ini diketahui memiliki efek yang dapat digunakan untuk pencegahan dan penanggulangan penyakit :
  1. Daun sirih (piper betle), diketahui berdaya antioksidasi, antiseptik, bakterisida, dan fungisida;
  2. Tanaman Sambiloto (Andrographis paniculata) bersifat anti bakteri;
  3. Daun Jambu biji (psidium guajava), selain bersifat anti bakteri juga bersifat anti viral;
  4. Daun Meniran (phyllanthus niruri), bersifat anti bakteri;
  5. Buah Mengkudu (bancudus latifolia), bersifat anti bakteri, memperkuat sistem kekebalan tubuh;
  6. Daun Pepaya (carica pepaya), dapat meningkatkan kekebalan;
  7. Daun Kipahit (paspalum conjugatum), bersifat anti bakteri;
  8. Kunyit (curcima domestica), mengandung minyak atsiri sebagai anti bakteri;
  9. bawang Putih (allium sativum), anti bakteri;
  10. Daun Ketapang (terminalia cattapa), mengatur pH air, mengandung minyak atsiri sebagai anti bakteri;
  11. Jombang (taraxacum officinale), yang bersifat anti toksin.
Pada aplikasi pemakaian obat herbal tersebut bisa digunakan dengan mencampurkan pada pelet dengan cara daun-daunan tersebut ditumbuk sampai halus dengan sedikit air. Air saripati daun-daunan tersebut dicampurkan pada pelet atau bisa juga menggunakan telur sebagai bahan perekat. Selanjutnya pelet cukup diangin-anginkan saja. Penggunaan obat-obatan herbal tersebut akan lebih tepat dipakai sebagai pencegahan karena tidak ada efek samping seperti penggunaan bahan kimia.

Probiotik adalah mikroorganisme hidup yang apabila diberikan dalam jumlah yang sesuai, akan memberikan keuntungan terhadap inangnya (ikan). Keuntungannya antara lain produksi senyawa anti bakteri penyakit, kompetitor bakteri penyakit, merangsang kekebalan, sebagai anti virus, memperbaiki kualitas air, dan peningkatan pemanfaatan pakan dan pertumbuhan. saat ini bakteri probiotik telah banyak beredar di pasaran.

2. Penyakit Non-infeksi 

Penyakit non-infeksi pada ikan patin dapat disebabkan faktor lingkungan atau genetik. Faktor lingkungan diantaranya adalah kekurangan oksigen, keracunan atau kurang gizi. Keracunan dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti pada pemberian pakan yang berjamur atau karena pencemaran lingkungan perairan.
Gejala kekurangan oksigen dapat diindentifikasi dari tingkah laku ikan. Ikan akan melemah, berenang megap-megap dipermukaan air. Pada kasus yang berbahaya ikan berenang terbalik dan mati.
kasus faktor genetik benih yang kurang baik, ikan akan tumbuh dengan lambat atau berkembanga tidak normal. Sedangkan pada kasus kekurangan gizi, ikan tampak kurus dan kepala terlihat besar, tidak seimbanga dengan ukuran tubuh, kurang lincah.


Secara umum penyakit Infeksi dan non-infeksi ini dapat dicegah dengan pengelolaan dan cara budidaya ikan patin yang baik. Adapun cara pengelolaan yang baik tersebut adalah sebagai berikut.
  1. Pengelolaan lingkungan pemeliharaan ikan yang baik yang dapat dicapai dengan penerapan sanitasi/kebersihan pada alat dan wadah pemeliharaan dan mencegah terjadinya pengumpulan bahan organik baik dari sisa pakan berlebih dan kotoran. Ini dilakukan cara pergantian air dan menghisap lumpur pada dasar kolam setelah panen dengan menggunakan pompa. Selain itu, pengapuran tanah dasar (CaCO3) juga dapat diterapkan. Hal ini dapat memberantas hewan-hewan lain yang merupakan hewan vektor pembawa/penyebab penyakit selain itu juga dapat menghilangkan gas-gas beracun dan meningkatkan daya dukung dari lahan budidaya tersebut;
  2. Penebaran benih yang sehat dan dari keturunan yang unggul;
  3. Pemberian jumlah dan kandungan pakan yang optimal;
  4. Peningkatan kekebalan ikan dengan vitamin atau vaksin. Pemberian vitamin C yang dicampurkan pada pakan diketahui dapat meningkatkan daya imunitas;
  5. Sistem karantina ikan yang baik; hal yang tidak kalah pentingnya adalah pembatasan pergerakan populasi ikan yang diketahui telah terinfeksi ke daerah yang belum terinfeksi. Pembudidayaa ikan yang hendak memasukkan atau mengeluarkan suatu jenis ikan hendaknya melaporkan apda petugas Karantia Ikan. Sebagai Institusi, Karantina Ikan mempunyai tugas pokok yaitu mencegah persebaran hama dan penyakit agar tercapainya hal tersebut.

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jambi ( Stasiun karantina Ikan Kelas I Sultan Thaha)