Usaha Budidayakan ikan lele sangat menguntungkan, pasarnya terus berkembang dan makin banyak diminati. Budidaya ikan lele
akan memberi dampak perekonomian yang bagus jika dilakukan dengan baik, intensif dan
konsisten. Bagi anda yang ingin melakukan budidaya ikan Lele, berikut ini penulis paparkan cara budidaya ikan lele yang baik.
Dalam budidaya ikan Lele, ada 2 hal yang harus diperhatikan yaitu Pembenihan dan
Pembesaran. Kedua hal tersebut sangat berkaitan dan perlu untuk
diketahui bersama agar hasil budidaya bisa maksimal. Langkah- langkah
budidaya ikan lele yang baik adalah sebagai berikut :
Langkah-langkah Yang Harus Dilakukan Dalam Budidaya Ikan Lele :
1. Persiapan Kolam
Pembuatan kolam harus memperhatikan kondisi lingkungan dan tenaga kerja.
Tipe-tipe kolam yang umum digunakan dalam budidaya ikan lele adalah
kolam tanah, kolam semen, kolam terpal, jaring apung dan keramba. Namun
dalam artikel ini kita hanya membahas kolam tanah saja, mengingat jenis
kolam ini paling banyak digunakan oleh para peternak ikan. Kolam yang akan dipakai harus
dikeringkan dahulu selama 3 (tiga) - 7(tujuh) hari bergantung pada
teriknya sinar matahari sampai permukaan tanah sudah retak-retak. Hal
ini bertujuan agar mikroorganisme jahat dan bibit penyakit jadi mati.
setelah dikeringkan, permukaan tanah digemburkan, bagian tanah yang
busuk dibuang agar amoniak tanah tersebut hilang.
Setelah dikeringkan dilakukan pengapuran untuk menyeimbangkan pH tanah dan memberantas mikroorganisme
patogen. Jenis kapur yang digunakan adalah dolomit atau kapur tohor.
Pengapuran dilakukan dengan cara ditebar secara merata di atas permukaan
dasar kolam. Setelah ditebari kapur, balik tanah dengan cangkul agar
kapur meresap ke bagian dalam. Dosis yang diperlukan untuk pengapuran
dasar kolam adalah 250-750 gram per meter persegi, atau tergantung pada
derajat keasaman tanah. Semakin asam tanah semakin banyak kapur yang
dibutuhkan. Setelah itu, dilakukan pemupukan. Pupuk yang digunakan adalah pupuk
organik ditambah urea dan TSP. Jenis pupuk organik yang digunakan bisa
pupuk kandang atau pupuk kompos. Dosis pupuk organik sebanyak 250-500
gram per meter persegi, pupuk urea 15 gram per meter persegi dan TSP 10
gram per meter persegi. Pemupukan dasar kolam bertujuan untuk
menyediakan nutrisi bagi biota seperti fitoplankton dan cacing.
Hewan
atau tumbuhan tersebut berguna untuk makanan ikan lele alami. Kolam
sudah siap diisi air. Pengisian kolam harus dilakukan secara bertahap. Setelah kolam dipupuk,
isi dengan air sampai batas 30-40 cm. Pada ketinggian tersebut sinar
matahari masih bisa tembus hingga dasar kolam dan memungkinkan biota
dasar kolam seperti fitoplankton tumbuh dengan baik. Kolam yang sudah
ditumbuhi fitoplankton airnya akan berwarna kehijauan. Setelah satu
minggu, baru benih ikan lele siap ditebar. Selanjutnya, air kolam
ditambah secara berkala sesuai dengan pertumbuhan ikan lele sampai pada
ketinggian ideal. Ketinggian air yang ideal untuk budidaya ikan lele
adalah 100-120 cm.
2. Pemilihan Benih Unggul Ikan Lele
Agar hasil maksimal, kita harus menggunakan bibit unggul. Benih yang
ditebar harus benih yang benar-benar sehat. Ciri-ciri benih yang sehat
gerakannya lincah, tidak terdapat cacat atau luka dipermukaan tubuhnya,
bebas dari bibit penyakit dan gerakan renangnya normal. Untuk menguji
gerakan renangnya, coba tempatkan ikan pada arus air, jika ikan tersebut
menantang arah arus air berarti gerakan renangnya normal. Ukuran benih
untuk budidaya ikan lele sebaiknya memiliki panjang sekitar 5-7 cm.
Usahakan ukurannya rata agar ikan bisa tumbuh dan berkembang serempak.
Dari benih sebesar itu, dalam jangka waktu pemeliharaan 2,5-3,5 bulan
akan didapatkan lele ukuran konsumsi sebesar 9-12 ekor per kilogram.
Sebelum benih ditebar, lakukan penyesuaian iklim terhadap benih.
Caranya, masukan benih yang baru datang dengan wadahnya (ember/jeriken)
ke dalam kolam. Biarkan selama 15 menit agar terjadi penyesuaian suhu
tempat benih dengan suhu kolam sebagai lingkungan barunya. Miringkan
wadah dan biarkan benih keluar dengan sendirinya. Metode ini bermanfaat
mencegah stres pada benih. Tebarkan benih ikan lele ke dalam kolam dengan kepadatan 200-400 ekor
per meter persegi. Semakin baik kualitas air kolam, semakin tinggi
jumlah benih yang bisa ditampung. Hendaknya tinggi air tidak lebih dari
40 cm saat benih ditebar. Hal ini menjaga agar benih ikan bisa
menjangkau permukaan air untuk mengambil pakan atau bernapas. Pengisian
kolam berikutnya disesuaikan dengan ukuran tubuh ikan sampai mencapai
ketinggian air yang ideal.
3. Pakan Untuk Budidaya Ikan lele
Pakan yang baik harus mengandung nutrisi yang diperlukan oleh ikan lele.
Sebagai ikan karnivora, pakan ikan lele harus banyak mengandung protein
hewani. Secara umum kandungan nutrisi yang dibutuhkan ikan lele adalah
protein (minimal 30%), lemak (4-16%), karbohidrat (15-20%), vitamin dan
mineral. Berbagai pelet yang dijual dipasaran rata-rata sudah dilengkapi
dengan keterangan kandungan nutrisi. Tinggal kita pandai-pandai memilih
mana yang bisa dipercaya. Ingat, jangan sampai membeli pakan
kadaluarsa. Apabila pakan dirasa terlalu mahal kita juga bisa membuat
pakan alternatif, silahkan baca membuat sendiri pakan lele alternatif.
Pakan harus diberikan sesuai dengan kebutuhan. Secara umum setiap
harinya ikan lele memerlukan pakan 3-6% dari bobot tubuhnya. Cara
pemberiannya berdasarkan bobot ikan setiap 10 hari. Misalnya, ikan lele
dengan bobot 50 gram memerlukan pakan sebanyak 2,5 gram (5% bobot tubuh)
per ekor. Kemudian setiap 10 hari ambil samplingnya, lalu timbang dan
sesuaikan lagi jumlah pakan yang diberikan. Dua minggu menjelang panen,
persentase pemberian pakan dikurangi menjadi 3% dari bobot tubuh.
Jadwal pemberian pakan sebaiknya disesuaikan dengan nafsu makan ikan.
Frekuensinya 4-5 kali sehari. Frekuensi pemberian pakan pada ikan yang
masih kecil harus lebih sering. Waktu pemberian pakan bisa pagi, siang,
sore dan malam hari. Harus diingat, ikan lele merupakan hewan nokturnal,
aktif pada malam hari. Pertimbangkan pemberian makan lebih banyak pada
sore dan malam hari. Pakan diberikan dengan ditebar. Si pemberi pakan
harus jeli melihat reaksi ikan. Berikan pakan saat ikan lele agresif
menyantap pakan dan berhenti apabila ikan sudah terlihat malas untuk
menyantapnya.
Selain pakan utama, bisa dipertimbangkan juga untuk memberi pakan
tambahan. Pemberian pakan tambahan sangat menolong menghemat biaya
pengeluaran pakan yang memang cukup menguras kantong. Apabila kolam kita
dekat dengan pelelangan ikan, bisa dipertimbangkan pemberian ikan rucah
segar. Ikan rucah adalah hasil ikan tangkapan dari laut yang tidak
layak dikonsumsi manusia karena ukuran atau cacat dalam penangkapannya.
Bisa juga dengan membuat belatung dari campuran ampas tahu.
Keong mas dan limbah ayam bisa diberikan dengan pengolahan terlebih
dahulu. Pengolahannya bisa dilakukan dengan perebusan. Kemudian pisahkan
daging keong mas dengan cangkangnya, lalu dicincang. Untuk ayam
bersihkan bulu-bulunya sebelum diumpankan pada lele.
Satu hal yang harus diperhatikan dalam memberikan pakan ikan lele,
jangan sampai telat atau kurang. Karena ikan lele mempunyai sifat
kanibal, yakni suka memangsa sejenisnya. Apabila kekurangan pakan,
ikan-ikan yang lebih besar ukurannya akan memangsa ikan yang lebih
kecil.
4. Pengelolaan air
Awasi kualitas air dari timbunan sisa pakan yang tidak habis di dasar
kolam. Timbunan tersebut akan menimbulkan gas amonia atau hidrogen
sulfida yang dicirikan dengan adanya bau busuk. Oleh karena itu, apabila
sudah muncul bau busuk, buang sepertiga air bagian bawah. Kemudian isi
lagi dengan air baru. Frekuensi pembuangan air sangat tergantung pada
kebiasaan memberikan pakan. Apabila dalam memberikan pakan banyak
menimbulkan sisa, pergantian air akan lebih sering dilakukan. Selain
itu, apabila air terlihat berkurang karena penguapan atau kebocoran
kolam, segera tambahkan.
5. Pengendalian Hama dan Penyakit
Hama yang paling umum dalam budidaya ikan lele antara lain hama predator
seperti linsang, ular, sero, musang air dan burung. Sedangkan hama yang
menjadi pesaing antara lain ikan mujair. Untuk mencegahnya yaitu dengan
memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar
di sekeliling kolam. Penyakit pada budidaya ikan lele bisa datang dari
protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikroorganisme ini menyebabkan
berbagai penyakit yang mematikan. Beberapa diantaranya adalah bintik
putih, kembung perut dan luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah
timbulnya penyakit infeksi adalah dengan menjaga kualitas air,
mengontrol kelebihan pakan, menjaga kebersihan kolam, dan mempertahankan
suhu kolam pada kisaran 28oC. Selain penyakit infeksi ikan lele juga
bisa terserang penyakit non-infeksi seperti kuning, kekurangan vitamin
dan lain-lain. Untuk mengetahui lebih jauh tentang pengendalian penyakit
silahkan baca pengendalian hama dan penyakit ikan lele.
6. Panen Hasil lele Budidaya Ikan Lele
Pemanenan budidaya ikan lele untuk konsumsi dalam negeri biasanya
berukuran 9-12 kg per ekor. Untuk mencapai ukuran konsumsi dari benih
sebesar 5-7 cm dibutuhkan waktu sekitar 2,5 sampai 3,5 bulan dari awal
benih ditebar. Sedangkan untuk ekspor, berat ikan lele bisa mencapai 500
gram per ekor.
Pemanenan harus dilakukan dengan hati-hati. Satu hari (24 jam) sebelum
panen, sebaiknya ikan lele tidak diberi pakan agar tidak buang kotoran
saat diangkut. Pada saat ikan lele dipanen hendaknya disortasi terlebih
dahulu untuk misahkan lele berdasarkan ukurannya. Pemisahan ukuran ini
berdampak pada harga. Ikan lele yang sudah disortasi berdasarkan ukuran
akan meningkatkan pendapatan bagi peternak.
Demikian cara Budidaya Ikan Lele yang dapat pembaca coba dirumah apabila ada modal dan tempat, semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca.